Korut Kembangkan Mi Antilapar
SEOUL - Krisis pangan terburuk dalam dekade ini membuat Korea Utara (Korut) harus memutar otak. Salah satu inovasi jitu yang mereka temukan di bidang kuliner adalah membuat mi antilapar. Mi istimewa tersebut diharapkan bisa membuat rakyat Korut terhindar dari bencana kelaparan berkepanjangan.
"Biasanya, setelah mengonsumsi mi (yang terbuat dari gandum atau jagung), Anda akan mudah merasa lapar lagi. Tapi, mi jenis ini bisa menunda rasa lapar lebih lama," tulis Chosun Sinbo, sebuah media pro Korut yang terbit di Jepang, melalui situsnya. Berbeda dengan mi pada umumnya yang dibuat dari gandum atau jagung, mi antilapar itu terbuat dari kedelai yang dicampur dengan jagung.
Karena dibuat dari kedelai, tidak mengherankan bila kandungan mi jenis baru tersebut lebih spesial. Kandungan proteinnya hampir dua kali lebih banyak, sedangkan kandungan lemaknya lima kali lebih besar dibandingkan mi yang biasa dikonsumsi rakyat Korut.
Chosun Sinbo melansir bahwa mi istimewa tadi dikembangkan oleh sebuah lembaga riset yang berada di bawah naungan kementerian pendidikan. Meskipun bukan komoditi asing, kedelai memang tidak pernah dikonsumsi sebagai makanan pokok di Korut. Selama ini bahan makanan tinggi protein nabati itu lebih kerap dikonsumsi sebagai makanan pendamping yang dicampur dengan bahan lain seperti taoge.
Diharapkan, terobosan tersebut mendapatkan sambutan positif. Karena belum dilempar ke pasar, publik pun kian penasaran. Betapa tidak, setelah mengembangkan mi gaya baru itu, lembaga riset tadi sering menerima kunjungan. Mulai pekerja makanan kemasan, berbagai perusahaan, pemerintah, hingga ibu rumah tangga. Mereka ingin mengetahui cara pembuatan mi itu.
Korut memang mengalami kelangkaan pangan terburuk dalam sepuluh tahun terakhir. Saking parahnya, mereka tidak bisa sekadar mengharapkan uluran tangan dari negara-negara lain meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan beberapa negara lain untuk turut membantu mengatasi krisis pangan Korut itu.
Sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan, Korut selalu bergantung pada bantuan pangan asing. Hasil survei menunjukkan bahwa banyak rakyat Korut yang harus ke sana kemari demi mendapatkan sesuap makanan. Bahkan, ada yang terpaksa mengonsumsi rumput ataupun suatu jenis akar. Dalam krisis pangan 1990-an, satu juta warga Korut tewas kelaparan.(AFP/AP/BBC/dia/ami)
http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=20970
"Biasanya, setelah mengonsumsi mi (yang terbuat dari gandum atau jagung), Anda akan mudah merasa lapar lagi. Tapi, mi jenis ini bisa menunda rasa lapar lebih lama," tulis Chosun Sinbo, sebuah media pro Korut yang terbit di Jepang, melalui situsnya. Berbeda dengan mi pada umumnya yang dibuat dari gandum atau jagung, mi antilapar itu terbuat dari kedelai yang dicampur dengan jagung.
Karena dibuat dari kedelai, tidak mengherankan bila kandungan mi jenis baru tersebut lebih spesial. Kandungan proteinnya hampir dua kali lebih banyak, sedangkan kandungan lemaknya lima kali lebih besar dibandingkan mi yang biasa dikonsumsi rakyat Korut.
Chosun Sinbo melansir bahwa mi istimewa tadi dikembangkan oleh sebuah lembaga riset yang berada di bawah naungan kementerian pendidikan. Meskipun bukan komoditi asing, kedelai memang tidak pernah dikonsumsi sebagai makanan pokok di Korut. Selama ini bahan makanan tinggi protein nabati itu lebih kerap dikonsumsi sebagai makanan pendamping yang dicampur dengan bahan lain seperti taoge.
Diharapkan, terobosan tersebut mendapatkan sambutan positif. Karena belum dilempar ke pasar, publik pun kian penasaran. Betapa tidak, setelah mengembangkan mi gaya baru itu, lembaga riset tadi sering menerima kunjungan. Mulai pekerja makanan kemasan, berbagai perusahaan, pemerintah, hingga ibu rumah tangga. Mereka ingin mengetahui cara pembuatan mi itu.
Korut memang mengalami kelangkaan pangan terburuk dalam sepuluh tahun terakhir. Saking parahnya, mereka tidak bisa sekadar mengharapkan uluran tangan dari negara-negara lain meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan beberapa negara lain untuk turut membantu mengatasi krisis pangan Korut itu.
Sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan, Korut selalu bergantung pada bantuan pangan asing. Hasil survei menunjukkan bahwa banyak rakyat Korut yang harus ke sana kemari demi mendapatkan sesuap makanan. Bahkan, ada yang terpaksa mengonsumsi rumput ataupun suatu jenis akar. Dalam krisis pangan 1990-an, satu juta warga Korut tewas kelaparan.(AFP/AP/BBC/dia/ami)
http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=20970
Comments
Post a Comment