Pidato SBY Saat Panen Perdana Padi Supertoy HL2

Kamis, 04/09/2008 15:31 WIB
Pidato SBY Saat Panen Perdana Padi Supertoy HL2
Arifin Asydhad - detikNews
Jakarta - Saat panen perdana padi Supertoy HL2 pada 17 April 2008 lalu, Presiden SBY dan jajaran pejabat pemerintah, tampak bangga. Namun, kini petani Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, mengaku hasil panennya jauh menurun. Mereka pun protes kepada Sarana Harapan Indopangan (SHI), perusahaan yang dimiliki staf khusus Presiden SBY, Heru Lelono.
Berikut sambutan Presiden SBY saat panen perdana Padi Supertoy April 2008 lalu. Acara ini dihadiri Presiden SBY, Ibu Ani Yudhoyono, Mentan Anton Apriantono, dan lain-lain. Transkrip ini diambil dari situs www.presidensby.info:
Bismilahirrahmanirrahim,
Assalamuʼallaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati Saudara Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,
Yang saya hormati Saudara Gubernur Jawa tengah, Saudara Bupati Purworejo dan para Bupati, Walikota yang turut hadir pada acara ini, dan segenap Pejabat dan Pimpinan yang bertugas di Jawa Tengah dan di Purworejo, baik dari unsur Eksekutif, Legislatif, Yudikatif maupun TNI dan POLRI,
Yang saya hormati para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, para Pimpinan Bank Milik Negara,
Yang saya cintai para Petani, para Nelayan, para Guru dan berbagai cabang profesi yang hadir pada kesempatan yang baik ini,
Yang saya muliakan para Ulama, para Tokoh Masyarakat,
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan dan semoga senantiasa kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta.
Saudara-saudara Hadirin yang saya cintai,
Kunjungan saya ke Purworejo kali ini adalah kunjungan kerja pertama saya, meskipun saya beberapa kali berkunjung ke Purworejo. Istri saya, ibu Negara, adalah salah satu putra atau putri Purworejo karena ayahanda istri ini adalah salah satu pejuang yang berasal dari Purworejo, dan tentunya ada ikatan batin, ikatan emosional antara keluarga kami dengan masyarakat Purworejo.
Saudara-saudara,
Tadi pagi saya berjalan dengan kendaraan dari Yogjakarta ke Purworejo. Sebelum memasuki Purworejo kami melihat hamparan padi yang subur di sebelah kanan dan kiri jalan yang saya lewati. Setelah memasuki Purworejo, bukan hanya padi yang terlihat, tapi sepanjang perjalanan saya menyaksikan sendiri, mulai dari sawah, tebu, jagung, cabe, pepaya, singkong, kacang panjang, kelapa dan lain-lain.
Kalau saya melihat tanaman yang nampak baik, subur tadi, maka benarlah yang disampaikan oleh Saudara Kelik Sumrahadi, Bupati Purworejo, bahwa Purworejo adalah daerah yang tenteram, yang insya Allah dengan kemajuan pertanian akan menjadi kabupaten yang makin sejahtera di waktu yang akan datang.
Ketenteraman itu penting, meskipun daerahnya maju, meskipun sebuah negara maju, tapi kalau dilanda konflik, dilanda kerusuhan, dilanda peperangan tidak ada artinya karena yang dibutuhkan adalah ketenteraman, keamanan, kehidupan yang penuh dengan persaudaraan, dan harapannya pula ekonomi kehidupan saudara-saudara kita makin kedepan, sekali lagi makin baik.
Saya berkunjung kali ini ke Purworejo dengan para menteri dan pejabat senior dari Jakarta maupun dari Jawa Tengah, tiada lain untuk melihat langsung pelaksanaan program-program pemerintah. Karena program pemerintah termasuk program prorakyat, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten dan kota terus kita kembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kita ingin semua program itu diimplementasikan dengan baik, tidak ada hambatan, tidak ada penyimpangan dan apabila ada masalah, kewajiban kami semua, mulai dari dari saya, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota semua, untuk mengatasi masalah itu agar program itu bisa berhasil dengan baik. Semua yang sedang mengemban amanah, termasuk para pimpinan di daerah, Gubernur, Bupati / Walikota tentu ingin berbuat yang terbaik untuk rakyatnya.
Saya mencatat banyak sekali prestasi yang diukir oleh para pimpinan di Jawa Tengah ini, baik pada tingkat kabupaten, tingkat kota, maupun tingkat provinsi. Salah satu bukti, mantan Gubernur Jawa Tengah sekarang menjadi Menteri Dalam Negeri. Atas nama Pemerintah Pusat, atas nama negara, saya mengucapkan terima kasih atas semua upaya, jerih payah segenap pimpinan yang bertugas di Jawa Tengah ini untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Hadirin yang saya hormati,
Tadi dijelaskan dan kita lihat segalanya kegiatan hari ini. Pertama-tama disamping saya ingin memastikan bahwa program pemerintah dilaksanakan dengan baik di Purworejo ini, di Jawa Tengah ini, saya juga ingin bersama-sama menyaksikan nanti, bersama-sama berpanen raya sebuah varietas yang diluncurkan oleh penemunya, yang nanti pada saatnya setelah melewati proses yang sistemik, tentu harapan kita bisa diluncurkan sebagai salah satu varietas yang dikembangkan di negeri ini.
Saya senang dengan prakarsa inisiatif seperti ini karena kalau banyak pihak di negeri tercinta ini memiliki gagasan, memiliki inisiatif melakukan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produksi pangan, utamanya produksi padi, dan setelah melalui proses yang dilakukan oleh Departemen Pertanian, dan pada saatnya dikembangkan di negeri ini, maka cita-cita kita untuk ber-swa sembada pangan yang dimulai dengan swasembada beras akan dapat dilaksanakan lebih cepat lagi di waktu yang akan datang.
Yang kedua, saya juga ingin melihat nanti pada saat kita jalan apa yang telah dicapai dalam program pemberdayaan masyarakat yang kita kenal dengan PNPM Mandiri, karena sudah kita mulai 2007, kita jalankan 2008, insya Allah kita lanjutkan 2009, bahkan dalam planning kita akan kita teruskan nanti sampai tahun 2015. Siapapun presidennya, siapapun pemerintah yang akan memimpin negara kita 2009 nanti berkewajiban untuk melanjutkan program ini, karena itu bisa betul-betul menurunkan kemiskinan, bisa betul-betul meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sedangkan agenda ketiga, kita saksikan juga tadi, kontribusi dari bank-bank milik negara untuk memberikan bantuan berupa kredit tanpa agunan, karena yang memberikan jaminan adalah pemerintah. Kita berikan kepada mereka-mereka yang selama ini sulit untuk memberikan namanya jaminan atau agunan bagi usaha mikro dan usaha kecil. Ini juga penting untuk kita galakkan terus menerus agar lebih banyak lagi usaha kecil, usaha menengah, yang kita berikan bantuan modal dan kemudian usahanya tumbuh dengan baik.
Hadirin yang saya hormati,
Saya ingin masuk pada permasalahan pertama yaitu upaya bersama kita meningkatkan katahanan pangan, meningkatkan produksi pangan, dengan harapan kita tentunya harganya terjangkau dan penghasilan petani makin ke depan makin kita tingkatkan. Saya memulai dengan ucapan terima kasih dan penghargaan saya kepada Saudara Buyung Supriadi, ada di sini, coba berdiri, terima kasih. Yang bekerja sama dengan Sarana Harapan Indo Pangan, Gerakan Indonesia Bersatu, Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo, dan para petani Grabag, semua pihak yang bisa mengembangkan padi yang kelihatan unggul ini yang disebut dengan Supertoy HL-2, saya belum lihat langsung, saya akan lihat langsung nanti di sawah bersama-sama saudara-saudara, seperti apa hebatnya supertoy HL-2 ini, dan setelah nanti melewati proses yang mesti dilakukan oleh Menteri Pertanian. Pada saatnya harapan kita, apabila terbukti dan ini bisa dikembangkan, kembangkanlah secara luas agar produksi padi kita secara nasional dengan mengembangkan varietas-varietas unggulan betul-betul bisa meningkatkan produksi pangan kita.
Saya mengucapkan bukan hanya terima kasih dan penghargaan, tapi menyambut baik setiap prakarsa, setiap penelitian dan pengembangan, setiap penemuan apapun, di bidang pangan, di bidang energi, di bidang kesehatan. Karena kita ingin partisipasi, kontribusi dari putra-putri bangsa Indonesia yang sesungguhnya cerdas, bukan hanya di kota-kota tapi juga di daerah termasuk di desa-desa.
Pemerintah justru harus lebih menjemput bola, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kota menjemput bola, pro aktif, menyambut baik. Dengan harapan akan muncul orang-orang cerdas di negeri ini untuk meningkatkan banyak hal, termasuk yang saya katakan produksi pangan atau produksi padi tadi.
Saudara-saudara,
Semua mengetahui bahwa akhir-akhir ini persoalan pangan menjadi persoalan yang pelik pada tingkat dunia. Orang mengatakan krisis harga pangan, tiba-tiba dalam tahun-tahun terakhir ini, utamanya bulan-bulan terakhir ini harga pangan meroket di seluruh dunia. Yang memberikan persoalan bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Oleh karena itulah, menghadapi semuanya ini maka Pemerintah sebagaimana yang Saudara ikuti terus melakukan langkah-langkah pengendalian harga, stabilisasi harga, meskipun harga di dunia naik terus dengan kenaikan yang tinggi. Kita berusaha untuk tidak terus menerus menaik, stabil, dan beberapa komoditas bisa kita turunkan. Upaya itu tentu upaya yang tidak mudah sebagaimana pula upaya di negara-negara lain tapi kita lakukan. Kita mengeluarkan bertriliun-triliun rupiah dari APBN untuk menahan kenaikan harga-harga itu untuk menstabilkan harga, sehingga akhirnya bisa dijangkau oleh masyarakat luas. Tapi saya minta pengertian, ini bukan betul-betul maunya Indonesia, bukan hanya terjadi di Indonesia tapi juga terjadi di seluruh dunia. Kita semua tentunya berkewajiban untuk mengatasinya.
Saya mengajak seluruh jajaran pemerintah di negeri ini, para Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota untuk bersama-sama mengatasi masalah ini. Saya minta dukungan rakyat, saya minta dukungan semua pihak untuk mengatasi masalah harga pangan ini. Tetapi cara mengatasi persoalan global tidak cukup hanya stabilitasi harga, hanya kebijakan yang berkaitan dengan itu. Jawaban yang paling tepat adalah kita betul-betul harus bisa berswasembada di bidang pangan, kita harus betul-betul meningkatkan produksi pangan termasuk peningkatan produksi padi yang akan kita saksikan salah satu upayanya hari ini.
Saudara-saudara,
Tahun-tahun terakhir kita terus berusaha meningkatkan produksi pangan, alhamdulillah meskipun bencana masih terjadi perubahan iklim juga terjadi, yang menyebabkan berbagai kejadian di dunia ini, gagal panen karena iklim, bencana karena kesalahan manusia seperti banjir dan lain-lain, tapi produksi pangan kita tahun lalu dalam keadaan yang baik dan terbaik dalam waktu 10 tahun terakhir. Produksi pangan kita, padi kita naik empat koma tujuh sekian atau hampir 4,8%, sedangkan jagung naik 14%, oleh karena itu posisi hari ini padi sesungguhnya sudah masuk pada tingkat swa sembada, namun kita belum puas, harus lebih dari itu.
Oleh karena itulah banyak perdebatan di luar apakah kita boleh mengekspor atau tidak, tidakkah harga di luar negeri tinggi, kalau diekspor kan memberikan keuntungan pada negara, pada petani, dan lain-lain. Maka kebijakan pemerintah untuk tahun ini, lebih baik kita mantapkan dulu swasembada kita. Kalau kita bisa bertahan dan stok kita cukup, produksi makin meningkat, maka ekspor itu salah satu kegiatan yang dapat kita lakukan. Yang penting Saudara-saudara, produksinya terus meningkat, satu, yang kedua stok nasional cadangan nasional pada tingkat bulog di pusat dan daerah cukup, kemudian yang ketiga dengan perkembangan ini tentu income petani harus diperbaiki, makin baik. Tetapi harga itu sendiri, yang keempat, harus bisa terjangkau juga oleh pembeli-pembeli yang lain, para konsumen yang lain. Itulah yang menjadi kebijakan utuh kita dalam bidang beras dan tentunya pada bidang pangan.
Kalau padi pada tingkat yang aman, gula sebenarnya juga pada tingkat yang aman, jagung meskipan naik 14% masih beberapa saat lagi harus kita naikkan dengan sungguh-sungguh, kedelai masih jauh. Kalau kita betul-betul serius mudah-mudahan dalam waktu 3 tahun bisa kita cukupkan kebutuhan dalam negeri. Daging sapi masih jauh, mudah-mudahan dengan gerakan kita bersama dalam 3 tahun kedepan bisa kita cukupkan. Telur sudah cukup berswasembada, daging ayam sudah cukup kita berswasembada. Pendek kata Saudara-saudara, 230 juta manusia Indonesia sekarang dan ke depan harus betul-betul tenang karena pangannya cukup, dengan harga yang dapat kita beli.
Dunia memang sedang tidak bersahabat dalam pangan ini, tapi marilah kita sambut tidak perlu kita cemas, tidak perlu kita panik, tapi kita carikan solusinya, stabilisasi harga, dan peningkatan produksi pangan itu. Saya tahu ada unjuk rasa dari berbagai pihak. Di Jakarta di depan Istana, masalah harga pangan, saya mengerti memang kalau harga pangan naik ya semua tidak senang, tapi saya juga meminta pengertian masyarakat sekali lagi, ini masalah dunia dan pemerintah pun tidak tinggal diam untuk mengatasi semua itu agar betul-betul tidak sangat membebani kehidupan rakyat kita.
Saudara-saudara,
Meningkatkan produksi pangan, produksi padi, jagung, kedelai dan lain-lain tentu memerlukan lahan, memerlukan tanah, tidak ada cerita sebetulnya kalau kita sungguh pandai mensyukuri anugerah Allah SWT, bisa mengelola tanah yang kita miliki ini, terus Indonesia tidak memiliki pertanian yang baik, tidak boleh ada cerita itu. Oleh karena itulah, mari kita evaluasi, kita lihat kembali bagaimana sebetulnya penggunaan lahan, tanah yang ada di negeri kita ini. Saudara tahu luas Indonesia itu total 8 juta kilometer persegi, tapi yang 6 juta lautan, yang daratan 2 juta kilometer persegi. Inipun kalau kita gunakan dengan baik, untuk pertanian, untuk pertambangan, untuk kehutanan, untuk perikanan, dan lain-lain pasti dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Saya mendapat laporan Kepala Badan Pertanahan, dan menteri-menteri terkait. Setelah dilakukan penelitian 2 tahun terakhir ini atas instruksi saya, ternyata ada lahan-lahan yang terlantar. Jumlahnya tidak main-main, yang sedang terus dalami, kita matangkan, konon, ada 7 juta hektar, yang terlantar. 1,7 hektar dari itu, konon, sudah berstatus atau memiliki hak guna usaha, kenyataannya terlantar. Ini tidak boleh terjadi, harus kita tertibkan. Saya sudah menginstruksikan pada jajaran pemerintah, dan saya berharap kita bersama-sama dengan Gubernur, Bupati Walikota, mari kita tertibkan lahan dan tanah anugerah Tuhan milik kita semua itu untuk kita gunakan, untuk pertanian dan lain-lain.
Tidak benar dan saya minta ditertibkan, ada orang punya sekian ribu hektar dengan HGU, tidak diapa-apakan. Barangkali di-boreg-kan ke bank, bank pinjam lagi uang untuk yang lain-lain. Saya minta ditertibkan. Sudah saatnya terang benderang di negeri ini, tanah semua ii siapa yang memiliki, untuk apa, karena kalau semua itu bisa kita alirkan, jutaan hektar itu, hampir pasti produksi pangan dapat kita tingkatkan. Saya ingin proses ini dipercepat, berikan peringatan, tentu lihat masalah hukumnya, mereka-mereka yang memiliki hak, tapi tidak digunakan.
Saya juga minta keseriusan kita semua, ya mulai dari saya. Termasuk Bupati, Walikota, Gubernur, melihat wilayah-wilayah itu, siapa yang memiliki HGU. Mengapa tidak digunakan bertahun-tahun dan seterusnya? Rakyat disitu hanya menonton, tidak bisa menggunakan untuk meningkatkan produksi pangan. Ini masalah yang serius, karena bangsa kita akan merugi kita punya tanah tidak bisa digunakan. Tapi krisis pangan di dunia ini menjadi rahmat, akan menjadi berkah, akan menjadi peluang, kalau kita betul-betul bisa meningkatkan produksi pangan. Dimulai dari menertibakan lahan, menertibkan tanah yang ada di negeri kita.
Saudara-saudara,
Dengan demikian masalah pangan ini sekali lagi solusinya adalah jangka pendek, stabilisasi harga pangan. Mari kita kontrol harga bersama-sama. Pemerintah juga melakukan berbagai instrumen, fiskal dan kebijakan untuk itu. Tetapi jawaban jangka menengah dan jangka panjang meningkatkan produksi pangan secara bersama-sama. Oleh karena itu yang dilakukan oleh Saudara Buyung Supriadi dan penemu-penemu lain bersama lembaga-lembaga riset dan pengembangan. Termasuk Departemen Pertanian dan jajaran pemerintahan yang lain menjadi sangat penting. Mari kita sambut masa depan kita, karena krisis ini, dengan semangat baru untuk meningkatkan produksi pangan, meningkatkan produktivitas pertanian di negeri kita.
Saudara-saudara,
Yang kedua tadi masalah PNPM mandiri dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Saudara-saudara, kita semua tahu bahwa di negeri kita masih ada yang miskin. Sejak sebelum kemerdekaan, awal kemerdekaan, sampai sekarang masih ada saudara kita yang masih miskin. Di dunia pun, masih banyak yang miskin. Penduduk dunia 6,3 miliar, sekitar 2,5 miliar miskin. Di negeri kita penduduknya 230 juta, kurang lebih 36 juta masih miskin. Oleh karena itulah semua ingin berbuat untuk mengurangi kemiskinan. Para Bupati, para Walikota bekerja siang dan malam mengurangi kemiskinan, demikian kita semua.
Mengurangi kemiskinan tidak seperti membalik telapak tangan, para pemimpin dunia sadar. Tahun 2000 bertemu di PBB, Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, untuk bersama-sama mengurangi kemiskinan dunia, separuhnya, itupun kemiskinan yang mutlak, yang absolute selama 15 tahun. Oleh karena itu, yang kita laksanakan sudah benar, terus menerus mengurangi kemiskinan ini. Saya yakin dan percaya makin kedepan akan makin susut pengurangan kemiskinan ini, dengan demikian yang lebih sejahtera akan lebih banyak. Mengurangi kemiskinan tentu dengan langkah-langkah nyata, dengan kebijakan nyata, dengan program nyata, dengan tindakan kita yang nyata pula di lapangan. Tidak cukup dengan hanya berdebat, seminar, iklan dan lain-lain. Oleh karena itulah kita ingin benar-benar, program yang kita laksanakan kita jalankan dengan sebaik-baiknya. 10 tahun terakhir sesungguhnya angka kemiskinan itu menurun, tidak benar makin meningkat makin luar biasa. Kalau itu terjadi, lha apa yang dilaksanakan oleh kita semua? Oleh Presiden-Presiden sebelum saya, beliau-beliau juga bekerja serius untuk mengurangi kemiskinan. Para Bupati, Walikota, Gubernur tanyakan, juga serius untuk mengurangi kemiskinan. Kalau dikatakan naik, makin buruk, mosok kita tidak mencapai suatu apapun? Untuk memperbaiki keadaan ini. Oleh karena itu lihat angkanya, lihat faktanya, lihat datanya, bahwa itu berkurang. Apakah kita sudah puas?, belum, sangat belum, sampai betul-betul insya Allah suatu saat kemiskinan itu tiada lagi di negeri ini.
Salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan yang ditempuh oleh pemerintah sekarang ini adalah dengan mengembangkan 3 kegiatan. Kegiatan pertama yang sungguh miskin, yang sulit hidup, menjalani hidup dan kehidupannya sehari-hari kita berikan bantuan langsung. Apa itu? Yaitu beras untuk rakyat miskin. Yang lain kita berikan jaminan kesehatan supaya berobat gratis. Kita bantu dengan BOS untuk pendidikan mereka. Kita berikan kredit-kredit tertentu yang jumlahnya cukup besar. Itu namanya bantuan langsung. Filosofinya kita berikan ikan kepada mereka. Kata orang tidak mendidik, betul, suatu saat apabila sudah bisa diberdayakan jangan dikasih ikannya terus, kita kasih kail. Tetapi manakala ikan harus menjadi solusi, kita berikan, kita pertahankan model bantuan langsung ini, atau cluster social bagi mereka-mereka yang memerlukan bantuan.
Jumlahnya besar, tahun ini mencapai Rp 58 triliun, tahun lalu Rp 51 triliun, tahun lalunya lagi Rp 41 triliun, tahun sebelumnya lagi Rp 24 triliun, tahun 2004 dulu Rp 19 triliun. Terus kita naikkan sesuai dengan kemampuan negara, tetapi tidak cukup dengan ikan, kita bicara kail. Kail inilah yang hari ini kita saksikan dengan program PNPM dan program Kredit Usaha Rakyat. Apa itu? PNPM itu memberikan bantuan per kecamatan yang tadinya sekitar Rp 1 miliar naik menjadi antara Rp 1,5 miliar sampai Rp 2 miliar, naik lagi rata-rata Rp 3 miliar per tahunnya. 2007, 2008,2009. Yang tahun 2007 itu hampir 3000 kecamatan, tahun ini hampir 4000 kecamatan. Insya Allah tahun depan seluruh kecamatan 5700 kecamatan.
Program itu kita berikan ada dana sekitar Rp 3 miliar, silakan masyarakat lokal di situ, apa yang mau dilakukan bersama-sama pendamping. Rakyat kita di kecamatan di desa sekarang ini cerdas, inisiatifnya banyak, bertanggung jawab, tidak ada yang ingin melakukan korupsi. Apabila dana itu sampai betul, dikelola betul, diwujudkan betul, hasilnya nyata. Sebagaimana tadi disampaikan oleh Menko Kesra apa saja yang sudah dilakukan dengan Rp 3 miliar tahun itu. Kita ingin betul-betul tumbuh keberdayaan masyarakat lokal. Kaum perempuan tolong dilibatkan, para tokoh adat tolong dilibatkan, generasi muda tolong dilibatkan. Mereka punya ide yang bagus, punya inisiatif yang bagus.
Pemerintah memfasilitasi, membantu. Banyak contoh yang bagus dari PNPM ini, harapan kita tahun demi tahun PNPM kita jalankan sehingga kebutuhan lokal, air bersih, pendidikan, kesehatan, jalan di desa itu dan lain-lain betul-betul bisa diwujudkan, ini kail yang pertama.
Kail yang kedua tiada lain adalah membantu usaha mikro, membantu usaha kecil. Usaha mikro, usaha kecil. Saudara tahu bahwa pengangguran di negeri kita masih sekitar 9%, kita harus turunkan terus. Caranya, membikin lapangan pekerjaan mulai yang kecil-kecil dan yang lebih besar lagi. Biasanya usaha mikro, usaha kecil, pedagang bakso, kemudian kaki lima, usaha nelayan, usaha petani itu nggak punya modal. Kalau mau pinjam persyaratannya A, B, C, D, E, F, lain, tidak mungkin bergerak ini. Akhirnya yang dapat pinjaman kelompok usaha menengah keatas, meskipun usaha menengah keatas juga penting untuk mencipta lapangan pekerjaan. Yang kita lakukan ini, seraya usaha menengah dan besar jalan terus, koperasi, usaha kecil dan usaha mikro harus kita kembangkan dengan cara memberikan, mengalirkan kredit usaha rakyat itu tanpa agunan. Tadi sudah kita lihat, ada yang Rp 5 juta ada yang Rp 17 juta dan seterusnya. Oleh karena itu kita ingin ke depan ini lebih banyak lagi kredit yang mengalir yang tanpa agunan itu untuk usaha kecil dan usaha mikro.
Rp 3,5 triliun sudah mengalir sejak saya canangkan November tahun lalu, belum cukup, tambah terus. Kemarin di Pekalongan saya dilapori bahwa sudah ada sekitar Rp 700 miliar bagi sekitar 160.000 nasabah yang pinjamannya Rp 1 juta sampai Rp 5 juta, saya pikir meskipun bagus, belum cukup. Ini para Direktur Bank ada di sini, saya minta dialirkan lagi, usaha-usaha untuk usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Dengan demikian mereka bisa berkembang lebih banyak lagi.
Saudara-saudara,
Kalau ini berjalan, bantuan langsung bagi mereka yang memerlukan tetap kita pertahankan. Pemberdayaan masyarakat per kecamatan, per desa kita jalankan, plus usaha-usaha ekonomi kerakyatan, usaha mikro, usaha kecil juga kita jalankan, maka sesungguhnya kita telah menjalankan langkah-langkah pengurangan kemiskinan dengan benar, langkah-langkah peningkatan kesejahteraan rakyat dengan tepat. Saya minta dukungan Saudara semua, agar program ini terus berjalan dan tepat pada sasaran, jangan ada penyimpangan apapun.
Kalau ada saran, ajukan. Kalau ada usul beritahu ke Pemerintah, baik Pak Bupati, Pak Walikota, Ibu Bupati, Ibu Walikota, Gubernur, Menteri, kita semua. Karena kita ingin terus memperbaiki semua kebijakan, semua program ini. Ini program untuk Saudara-saudara semua, untuk rakyat kita, untuk itu harus bersama-sama kita sukseskan.
Itulah Saudara-saudara yang ingin saya sampaikan, saya sungguh ingin bersama-sama kita mengatasi masalah ini, menyukseskan program-program ini agar hasilnya makin ke depan makin kita rasakan. Tetaplah optimis, berpikirlah positif, berjiwalah terang jangan berjiwa gelap, yang seolah-olah negeri kita ini gelap dan tidak punya masa depan. Hilangkan itu semua, dengan semangat, dengan optimisme, dengan keyakinan diri, kerjasama, langkah nyata kepemimpinan para pemimpin seluruh Indonesia. Saya yakin, seberat apapun persoalan yang kita hadapi akan dapat kita atasi. Saya punya keyakinan itu.
Demikian Saudara-saudara, dan akhirnya saya mengucapkan terima kasih tadi pada para pemberi sumbangan, Yayasan Kepedulian dan Kesetiakawanan, Gerakan Indonesia bersatu dan pemberi sumbangan yang lain. Saya senang seperti ini, yang kuat bantulah yang lemah. Yang kaya bantulah yang miskin. Yang punya bantulah yang tidak punya. Ini juga contoh yang baik mengurangi kemiskinan, nyata, konkret dirasakan oleh rakyat.
Demikian Saudara-saudara, selamat berjuang, mari kita bangun bersama-sama negeri kita. Terima kasih pak Bupati, terima kasih pak Gubernur, dan semua pihak atas kerja kerasnya dan marilah kita mohon ridho Allah SWT agar diridhoi langkah kita, cita-cita kita, upaya kita, membangun masa depan yang lebih baik.
Sekian.
Wassalamuʼallaikum warahmatullahi wabarakatuh(asy/asy)
Comments
Post a Comment